Selasa, 16 Juni 2009

sadarku dalam gelap

Sadar Ku Dalam Gelap Tanpa Arah Malam terang benerang berhias bintang yang menari indah penghias langit. Sebagai pertanda tiada hujan malam ini. Segera ku ambil motor yang mejeng di teras. Ketika ku dekati motor itu. Dengan hati ragu ku rogoh kantong ku untuk mengambil dompet yang terselip dalam kantong belakang, ku buka pelan pelan mataku mulai mencari sosok uang ratus ribuan namun tak jua ku temui alias dompetku terkena penyakit kangker. Ku tau obat yang paling mujarab untuk dompet ku ini. Ku langkahkan kaki mencari sesosok wanita yang tak lain adalah ibuku. Ku dapati ia sedang duduk melamun dengan tatapan matanya kosong sembari air mata terus mengalir tiada henti kutatap matanya yang terlukis nada kesedihan yang sangat menyayat. Namun apa peduliku.Yang ku butuhkan darinya adalah uang dan uang. Tak ada yang lain.“Bu minta duit”Suaraku keras dan cetus membangunkan lamunannya yang entah sampai dimana.“Kemarinkan sudah ibu beri uang”Jawabnya sembari mengusap air mata mengalir tiada henti.“Tapi udah abis bu” “Udah abis kamu belikan apa uang itu”“Dasar cerewet mau tau aja cepet mana uangnya buru buru nich”Seketika dia menyerahkan lima ratus ribu padaku.Tanpa fikir panjang. Ku tinggalkan sosok wanita itu sendiri dalam sunyi yang seolah menyiksanya. Biar saja dia mau sedih kek,mau nangis kek terserah yang penting aku bisa happy malam ini bersama dua sahabatku Doni dan Oblo. Yang ku kenal sejak 7 tahun lampau. Kami biasanya berbuat sesuka,Tertawa penuh canda,berteriak teriak di malam hari and bikin onar di mana mana. Kami tanpa peduli kesusahan,protes orang lain yag penting kami rasakan happy dalam hati kami selalu. Rokok dan minuman keras telah menjadi sahabat kami sejak lama. Mungkin karna mereka kami bisa melayang ke lembah angan lupakan kepayahan hidup rasa sakit yang membelenggu dalam diri kami and itualah yang membuat kami jatu hati padanya. Kami lakukan apa kami inggin kami lakukan apapun ca****Sinar mentari merayap mamasuki kamarku tanpa permisi.merayap lewat fentilasi kamar yang agak lebar. Dia bangunkanku yang masih mendekap selimut tebal kesanyanganku.Mataku mulai ku buka dengan paksa segera ku lirik jam menunjukan Pukul 6.30.Segera ku alihkan selimut yang menempel pada tubuhku.Kalau bukan karna Uang saku takan aku bangun apa lagi sekolah.Dengan rasa kantuk masih menguasai diriku.Kumulai hari ini.Hari ini ku berjanji pada Oblo mau ngaterin dia ngapelin Rina.Kalau bukan karna teman pastilah aku tak inggin mengantarnya.apalagi buat ngapelin cewek Ogah.... Segera ku lajukan motorku menuju Kos kosan oblo.Jalan macet total membuatku semakin kesal.Jilatan maahri menembus kaca helmku.semakin kupanas.Setelah acara saling klakson itu usai.Sampailah diriku di depan pintu kos Oblo.Yang terletak di pinggiran kota jogja.Segera ku buka daun pintu yang berwarna abu abu sembari memangilnya dengan nada yang terlampau keras..Namun tak jua ia menjawab pangilanku.Fikirku berkata pastilah Dia masih berlayar di pulau kapas.Ku cari sosok laki laki gendut itu.Kudapati dia yang masih mendekap selimut.ku loncat ke tubunya yang uch bau apak.Ku goyang goyang tubuhnya namun tiada mau Dia merespon semua yang kulakukan.Ku fikir dia hanya bercanda namun setelah selimut itu ku tarik.Ku dapati mulutnya penuh dengan buasa.Dengan wajah pucat pasi yang menghiasi wajahnya.Ku raba Tubunya terasa olehku sangat dingin begitu dingin.Dia lemas tak berdaya.Segera ku raih tanganya dengan fikiran yang kalut kucari deyut nadi namun tak jua ku temui.Berarti Oblo..Oblo meninggal.Ku peluk dia.air mataku tertetes tiada henti.Tak percaya diriku atas semua ini.Ku hanya bisa berkata apa yang tak bisa didengar olehnya.Walaupun gendang telingnya pecah.Karna dia sudah pergi hilang entah kemana.Tinggalkan aku dan doni di sini tanpa pesan atau apaun.Yang ditinggalkanya ialah kenangan gelap.****Detik berlalu menit berjalan jam berputar hari pun bergulir.Semingu setelah kematian Oblo.Ku habiakanwaktu ku bersama Doni.Kami masih tersesat dalam jlan gelap tanpa arah.minuman beralkhoholmenjadi konsumsiku bersamanya sahabt satu satunya yang ku miliki.Diriku sering tak pulang ke rumah apa lagi sekolah.Tiada terfikir olehku pelajaran pelajaran yang dulu sangat aku favoritkan.Kini tlah berganti minuman beralkhohol yang ku anggap sebagai teman sejati yan takan pernah pergi. Malam begitu gelap.Langit melukiskan mendung hitam Menutupi bintang yang biasa ku pandang.Ku telusui sepanjang jalan mataram.Tiba tiba hp ku bergetar.Segera motorku hentian sembari meraih hp ku yang bersembuyi dalam Ransel ku.Setelah ku baca segelumit kata yang pada intinya aku disuruh kerumah doni secepatnya, penting katanya.Ku ubah arah jalanku menuju rumah doni. Ku hentikan motorku tepat didepan rumah doni.Tertangkap oleh mataku berduyun duyun warga menuju rumah doni.Adapakah ini.Tanpa ku lama berfikir ku tanyakan pada salah seorang warga di.kutak percaya apa yang ia ucapkan.Tak mungkin ini semua terjadi kembali.doni meninggal katanya.ah mungkin ia bohong.Segera kulangkahkan kakiku menuju Ruang tamu.Tatapan ku tersita oleh seorang yang berbaring tertututp kain batik.Ku hampiri sosok itu.Kubuka pelen pelan tepat pada wajahnya.Tolong siapapun yang melihat ku katakan ini hanya mimpi buruk.Bangunkanlah aku.Ku tak percaya apa yang tergambar oleh mataku.Ku tak yakin apa yang tertangkap oleh telingaku.sosok itu ialah Doni.Dia terbaring lemas tak berdaya karna dia telah tiada Dia pergi tinggalkan diriku disini sendiri tanpa kawan dan teman.Serasa baru kemarin kami mulaisaling kenal.Akan tetapi sekarang Allah mengmbilnya dariku dari sisiku.Dia bawa setumpuk dosa menghadap tuhanya .Ku ciumi dia tak ku hiraukan air mataku mengalir deras.Kesedihan ini sakit tiada tara dan tak mampu kugambarkan dengan kata kata.tiba iba semua gelap tak mampu ku pndang tak mampu.Ku tumpahkan semua airmata hingga kalau pun air mataku habis tiada sisa akan ku teteskan darah dari pelupuk mataku.Kurasakan sesak di dada kesedihan ku terlalu angat menyayat dua sahabat ku pergi tinggalkan aku sendiri lalui waktu.Tanpa arah. Waktu bergulir bagai roda yang berputar cepat bak kuda berpacu.dia tak kenal lelah.Untuk sejenak berhentipun tak mampu.Satu bulan telah berlalu.Hanya sisakan kesedihan yang tiada mampi ku hapus.Kenangan dua sahabat yang kini telah tiada di sisiku.Mereka tinggalkan diriku sendiri menghadapi sang watu.kini Seringku mengurung diri di kamar.Kadang tawa mewarnai waktu kadang tangis datang kuasai hatiku.Kenangan bersama mereka selalu muncul dalam detik nafasku.Ku tah tingga;kan minuman laknat itu tak lupa rokokpun kini tak hiasi hariku.Malam terasa mencengkam.Dingin mulai menusuk tubuhku yang berbaring dalam dekpan malam.Hendak ku pejamkan mata.Namun tak jua ku bisa terlelap.mata ku mulai meneawang seisi kamar berukuran 4x5 ini.Mataku tertuju pada Kitab yang telah lama ku tinggalkan.seera ku raih kitab itu dengan hati hati.Kenangan yang telah lama terkubur itu kini muncul.Masa kecilku yang indah penuh kedamaian.terbesit rindu ku padanya Sang pemilik ‘Arsy. Ku bolak balik Kitab itu dengan penuh kerinduan padanya.Teringat olehku akan surat yang pernah ku hafal di luar kepala ketika Umurku mencapai 6 tahun.Itulah surat favoritku yang selalu ku baca dimanapun ku berada surat ke 36 dengan 86 ayat yang diturunkan di mekah terletak pada juz 22 akhir sampai juz 23 surat yang sering di sebut hatinya Al quran.Surat Yassin ku rindu denganmu.masihkah kau inggat diriku.Dingin mulai memeluku dalam gelapnya malam.Rintikan hujan mulai ter dengar.Inilah jalan yang ku rindukan jlanmu yang penuh cahaya.Kuambil air wudhu.Ku jumpai Dia sang pemilik jiwa lewat lantunan ayat ayatnya yang menap jupkan.Ayat demi ayat kulantunkan sembari air mata bercucuran iringi hujan malam ini.Selama ini ku tempuh jalan yang salah.jalan gelap tanpa Arah.Apakah dia masih mau ampuni dosaku.Namun tak sedikitpun kata putus asa memboikot hati ku untuk dapatkan ampunanya.Karena aku yakin dia Maha Pengampun.Tak terasa waktu bergulir adzan mulai memecah sunyi pagi.sambut fajar yang mulai muncul.Segera kulangkahkan kakiku menuju rumahnya.Semua mata memandangku.Tiada ku pedulikan semua pandangan mereka ucapan mereka.Yang kurasa hanyalah rasa rindu padanya.Ku dapati ibu dan bapaku diruang tengah.Segera ku larikan kaki mungilku menuju tubuh mereka ku peluk mereka erat semakin erat sembari berkata.“rizqan minta maaf bu pak,rizqan selama ini menjadi anak yang durhaka,rizqan minta maaf.tolong maafkan rizqan maafkan rizqan”ibu mulai memelukku sudah sekian lama tak kurasan pelukan ini pelukan kedua orang tua ku.Yang begitu hangat penuh kedamaian.Kunikmati detik itu dengan air mata air mata bahagia.“Iya nak ibu maafkanmu tapi jangan kau ulangi lagi semua kedurhakan mu itu”“insya allah rizqan janji”mataku mulai merayap menatap wajah mereka yang tergambar lukisan haru dan bahagia bercampur menjadi satu.Dalam wajah mereka Dengan erat kami berpelukan di bawah rahmad tuhan yang tak mampu di ungkapkan oleh kata kata.Hanya rasa syukur yang kami ucapkan atas cahayanya yang terangi hatiku dalam gelap pekat berjalan tanpa arah kecuali neraka yang menatiku.Dan disinilah kami bernaung.Mengharap keridhoanya atas hidup kami.Berharap ampunanya atas dosa kami yang terukir dalam catatan Atit.Di atas bumi beratapkan langit yang setia memuji namanya.Nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Syukur puja selalu ku dendangkan untuknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar